Pembelajaran IPS sebagai Pendidikan Nilai pada AUD

MAKALAH

Pendidikan Ilmu Sosial Anak Usia Dini ” Pembelajaran IPS sebagai Pendidikan Nilai
pada AUD ”
Dosen Pengampu : Dodi Hariyanto ,M.Pd
              
 Oleh Kelompok:2
     NAMA:
         Juhairia (Tra1517)
         Nurhabibah (Tra152170)
 
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2017/2018

 
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjat kan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia, serta hidayah Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah“Pembelajaran IPS sebagai Nilai pada AUD” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada bapak Dodi Hariyanto,M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah sains dan matematika aud yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “karakteristik kemandirian anak usia dini". Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan kekurangan dan jauh dari apa yang kami harap kan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabil terdapat kesalahan kata-kata   yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. 5November 2017 Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
1.2.Rumusan masalah
1.3.Tujuan penulisan
 
BAB II  PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Nilai
B. Apasaja yang di Kembang kan dalam pembelajaran ips
C. Apasaja nilai yang  ditanamkan kepada anak didik
 
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA


BAB 1 
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
    IPS sebagaiprogram pendidikan,tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata mata melainkan harus pula membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga  negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-luasnya. Oleh karena  itu peserta didik yang dibina tidak hanya cukup berpengetahuan dan berkemampuan berfikir tinggi, melainkan harus pula memiliki kesadaran yang tinggi serta tanggung jawab yang kuat terhadap  ,bangsa dan negara. Nursid Sumaat madja (20007-1.17) mengemukakan; Sebagai bidang pengetahuan,ruang lingkup IPS, tidak dapat tidak, yaitu kehidupan manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat atau dapat juga dikatakan manusia dalam konteks sosial. Selanjutnya, IPS sebagai program pendidikan, ruang lingkupnya sama dengan yang telah diuraikan diatas, namun ditambah dengan nilai-nilai yang menjadi karakter program pendidikan. IPS itu tidak hanya terkait dengan nilai, bahkan wajib mengembangkan nilai tersebut. Pada pembahasan berikut ini akan diuraikan tentang nilai-nilai yang wajib dikembangkan oleh IPS sebagai program pendidikan yaitu, nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoritis, nilai filsafat, dan nilai ketuhanan.
 
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pendidikan Nilai ?....
2. Apa saja yang dikembangkan dalam pembelajaran ips ?....
3.Apa saja nilai yang ditanamkan kepada anak didik ?.....

                                                                           BAB II
                                                                   PEMBAHASAN
 
A. Hakikat pendidikan Nilai
Kebutuh an akan penanaman pendidikan nilai mulai penting setelah marak nya berbagai bentuk penyimpangan asusila, moral ditengah masyarakat. Hampir setiap hari ada saja pemberitaan dimedia cetak dan elektronik tentang pembunuhan, pemerkosan, seks bebas diluar nikah, aborsi, peredaran dan pemakaian narkoba, bahkan pernah dilansir kasus pemerasan yang dilakukan geng anak usia sekolah dasar(SD). Tentu hal ini membuat gelisah dan cemas terutama dan dirasakan oleh para orangtua termasuk pihak lembaga sekolah yang
mengembangkan tugas melakukan untuk mendidik, melatih dan membimbing anak didiknya. Ini persoalan serius dan perlu mendapat perhatian ekstra khususnya bagi pelaku-pelaku dunia pendidikan.
 
B. Nilai yang dikembangkan dalam pembelajaran ips
1. Nilai Edukatif
Salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu adanya perubahan perilaku sosial peserta didik kearah yang lebih baik. Perilaku itu meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan perilaku kognitif disini, tidak hanya terbatas makin meningkatnya pengetahuan sosial,melainkan meliputi pula nalar sosial dan kemampuan mencari alternatif-alternatif pemecahan masalah sosial. Oleh karena itu, materi yang dibahas pada pendidikan IPS jangan  hanya terbatas pada kenyataan, fakta, melainkan juga mengangkat masalah sosial yang terjadi sehari-hari. Pelontaran masalah sosial itu tidak selalu dari anda   selaku guru  IPS, melainkan lebih baik  lagi jika peserta didik sendiri mengangkat atau melontarkan masalah tersebut. Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan nilai edukatif, tidak hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih mendalam lagi berkenaan dengan perilaku afektifnya. Justru perilaku inilah mewarnai aspek kemanusian. Melalui pendidikan IPS, perasaan kesadaran, penghayatan, sikap, kepedulian , dan tanggung jawab  sosial peserta didik ditingkatkan. Kejelian mereka terhadap ketimpangan sosial, penderitaan oranglain, perilaku yang menyimpang dari norma dan nilai, melalui IPS yang ditanamkan sampai menyentuh nuraninya.
Kepedulian dan tanggung jawab sosial, secara nyata dikembangkan dalam pendidikan IPS untuk mengubah perilaku peserta didik bekerja sama, gotong royong dan membantu pihak-pihak yang membutuhkan. Keterampilan sosial peserta didik dalam bentuk kerja sama, gotong royong dan menolong pihak lain.
 
2.NilaiPraktis
Pelajaran dan pendidikan apapun, nilai nya tidak berarti, apabila tidak dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan perkataan lain, pelajaran dan pendidikan tidak memiliki makna yang baik, jika tidak memiliki nilai praktis. Oleh karena itu, kompetensi dasar/pokok bahasan IPS itu, jangan hanya tentang pengetahuan yang konseptual-teoritis belaka, melainkan digalidari
kehidupansehari-,dipasar,dijalan,ditempat bermain dan seterusnya. Dalam hal ini nilai praktis itu, disesuaikan dengan tingkat umur dan kegiatan peserta didik sehari-hari.
Pembelajaran pada pendidikan IPS tersebut diproses secara menarik, tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, dan secara langsung ataupun tidak langsung bernilai praktis serta strategis membina SDM sesuai dengan kenyataan hidup hari ini,terutama untuk masa-masa yang akan datang, (Nursid Suma atmadja, 20007-1.24).

3. Nilai Teoritis
Membina peserta didik hari ini pada proses perjalanannya diarahkan menjadi SDM untuk hari esok. Oleh karena itu, pendidikan IPS tidak hanya menyajikan dan membahas kenyataan, fakta, dan data yang terlepas-lepas, melainkan lebih jauh dari pada itu menelaah keterkaitan suatu aspek kehidupan sosial dengan yang lainnya. Kemampuan menyelidiki dan meneliti dengan mengajukan berbagai pertanyaan mereka dibina serta dikembangkan. Dengan demikian kemampuan mereka mengajukan hipotesis dan dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan, juga berkembang. Dengan perkataan lain, kemampuan mereka berteori dalam pendidikan IPS, dibina dan dikembangkan. Dalam menghadapi kehidupan sosial yang berkembang dan berubah, kemampuan berteori ini sangat berguna serta strategis. Melalui pendidikan IPS, nilai teoritis ini dibina dan dikembangkan.
 
4. Nilai Filsafat
Peserta didik dikembangkan kesadaran dan penghayatannya terhadap terhadap keberadaannya  ditengah-tengah masyarakat, bahkan juga ditengah-tengah alamrayaini. Dari kesadaran nya terhadap keberadaan tadi, mereka disadarkan pula tentang perasaan nya masing-masing terhadap masyarakat, bahkan terhadap alam lingkungan secara keseluruhan. Dengan perkataan lain, kemampuan mereka merenungkan keberadaannya dan peranannya dimasyarakat ini, makin dikembangkan. Atas kemampuan mereka berfilsafat,tidak luput dari jaringan IPS. Dengan demikian, nilai filsafat yang demikian berfaedahnya dalam kehidupan bermasyarakat, tidak luput dari perhatian pendidikan IPS ini.

5.Nilai Ketuhanan
Sebagai manusia dapat menghayati bahwa, makhluk sosial berbeda dengan makhluk hidup yang lain, baik tumbuh tumbuhan maupun binatang. Kenikmatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa berupa akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan yang telah membawa manusia sendiri maupun memenuhi segala kebutuhannya dari sumber daya yang telah ada disediakan oleh-Nya. Kenikmatan kita sebagai manusia mampu menguasai IPTEK, menjadi landasan kita mendekatkan diri dan meningkatkan IMTAK kepada-Nya. Kekaguman kita manusia kepada segala ciptaan-Nya, baik berupa fenomena fisik alamiah maupun berupa fenomena kehidupan, merupakan  nilai ketuhanan yang strategis sebagai bangsa yang berpancasila. Nilai ketuhanan ini menjadi landasan moral moralitas SDM hari ini,terutama untuk masa yang akan datang. Hal ini wajib menjadi perhatian kita semua selaku guru IPS bahwa materi dan proses pembelajaran apapun pada pendidikan IPS, wajib berlandas kan nilai ketuhanan. Dalam Pembelajaran IPS sesungguhnya ada mental-psikologis yang merupakan modal yang sangat berharga. Oleh karena itu, kita semua selaku guru/pendidik IPS, wajib dimanfaatkan nya yaitu bahwa hakekat nya” pengetahuan sosial tidak asing bagitu orang,dengan pengertian bahwa pengetahuan IPS tersebut telah dimiliki oleh siapa pun”, termasuk oleh peserta didik yang mulai belajar di SD, bahkan juga di Taman kanak-kanak. Hal ini juga menjadi modal bagi pengembangan pendi mengembangkan proses pembelajaran IPS, paling tidak kita selaku guru IPS, harus memperhatikan empat hal yaitu;
1) Dasar mental psikologis yang melekat pada diri peserta didik
2) Hakekat pengetahuan IPS yang telah dimiliki tiap orang, termasuk yang dimiliki oleh calon peserta didik di SD
3) Ruang lingkup IPS
4) Nilai-nilai yang melekat pada pendidikan IPS.
Apabila keempat hal tersebut menjadi landasan yang kita pegang selaku guru IPS, kita berkeyakinan bahwa tujuan dan fungsi  pendidikan IPS dapat tercapai dengan baik. Untuk mampu mempertahankan dan mengembangkan dasar mental
psikologis  yang  melekat pada diri peserta didik, proses pembelajaran IPS itu harus selalu ada dalam suasana yang menarik minat mereka. Salah satu minat yang penuh terhadap apa yang menjadi kompetensi dasar/pokok bahasan. Apa bila anda menampilkan diri sebagai orang yang berminat penuh terhadap apa  yang kita ajarkan, maka minat dan perhatian peserta didik punakan tercurah. Kemudian, wajib menjadi pegangan kita selaku guru bahwa peserta didik  yang kita hadapi, tidak kosong sama sekali oleh pengetahuan sosial. Mereka telah memiliki pengetahuan tersebut  sesuai dengan pengalaman  dan penghayatannya. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, pengetahuan sosial sebagai dasar yang dimiliki mereka jangan disia-siakan, melainkan dijadikan awal untuk dikembangkan lebih lanjut secara bertahap dan berkesinambungan. Selanjutnya, dalam proses  pembelajaran pendidikan IPS, kita selaku guru IPS tetap berpegang pada ruang lingkupnya, yaitu manusia sebagai anggota masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Oleh karena itu, proses tersebut tidak dapat terlepas dari kodisi masyarakat sebagai suatu kenyataan. Selanjutnya dalam proses pembelajaran pendidikan IPS tetap berpegang pada ruang lingkupnya, yaitu manusia sebagai  anggota masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Oleh karena itu, proses tersebut tidak dapat terlepas dari kondisi masyarakat sebagai suatu kenyataan. Secara bertahap dan berkesinambungan,lingkup masyarakat yang menjadi objek formal dalam pembelajaran, mulai dari lingkungan keluarga, para tetangga,  kampung, desa, kabupaten, propinsi, serta demikian seterusnya. Sedang kan yang menjadi objek material, meliputi aspek-aspek  hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik. Bobot luas dan kedalaman materiasek-aspek tersebut,secara bertahap disesuaikan dengan perkembangan kemampuan peserta didik. Ragam pembelajarannya juga disesuaikan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan. Secara   formal, proses mengajar dan membelajarkan itu terjadi disekolah, baik  didalam kelas mau pundi luar kelas. Namun sesuai dengan kenyataan, peserta didik itu dibelajarkan dalam kehidupan  yang sesungguhnya, baik dilingkungan keluarga, dijalan, dipasar, ditempat pembelajaran, dan tempat-tempat keramaian lainnya. Interaksi edukatif antara guru/pendidik selaku guru dengan peserta didik, tidak hanya sepihak dalam bentuk ”ceramah” saja, melainkan dikembangkan melalui metode lain, seperti tanya-jawab,  diskusi, tugas, karya wisata, sosiodrama, dan bermain peran.
Pendekatan  dan metode tersebut di laksanakan secara bervariasi  serta terpadu Pelaksanaan   ametode pembelajaran diluar sekolah, dilaksanakan melalui karyawisata, dan terutama tugas. Banyak hal yang tidak dapat dilaksanakan didalam kelas atau umumnya disekolah, dapat kita penuhi dengan memberikan tugas kepada peserta didik.Tugas ini  juga kaya akan berbagai ragam kegiatan, melakukan komunikasi (tanyajawab, wawancara, diskusi) dengan sumber data atau narasumber, orangtua dan orang-orang tertentu yang dapat memberikan informasi tentang materi atau kompetensi dasar/pokok bahasan IPS yang sedang menjadi garapan.Tugas itu juga dapat dalam bentuk membaca (buku, surat kabar, majalah), mengumpulkan artikel dari surat kabar, mengumpulkan gambar, mendengarkan berita diradio, memirsa TV, dan seterusnya. Informasi mengenai kehidupan sosial nyata sehari-hari, menjadi materi utama dalam pembelajaran.Untuk dapat membayangkan bagaimana proses pembelajaran bertahap berkesinambungan sesuai dengan ruang lingkup dan aspek-aspek kehidupan sosial, lingkup yang menjadi objek formal dalam pembelajaran,  berkembang mulai dari keluarga, meluas kewarga sekampung, wargadesa, warga kecamatan, dan demikian seterusnya. Sebagai contoh; ”pengembangan aseksosial dalam pembelajaran”. Pada tahap pertama hubungan sosial itu dalam keluarga,(membahas hubungan antara ayah-ibu, orangtua anak, dan antar hubungan anggota keluarga).  Selanjutnya pada kesempatan berikutnya, hubungan sosial itu dalam ruang lingkup warga sekampung (meliputi hubungan antara warga dengan kepala rukun tetangga, dengan kepala rukun kampung, antar warga sekampung, antara warga dengan pedagang yang datang kekampung yang bersangkutan), dan demikian seterusnya.
Dalam membahas aspek ekonomi dimasyarakat kita mulai dari proses ekonomi dalam keluarga meliputi (Kebutuhan apa, bagaimana memperoleh kebutuhan itu, siapa yang bertanggung jawab memenuhi semua kebutuhan ekonomi keluarga itu). Lebih luas dari lingkup keluarga, pembahasan aspek ekonomi dalam pembelajaran IPS dilanjutkan kelingkungan warga kampung. Disini mulai dibahas perdagangan, uang, industri, tenaga kerja dan seterusnya. Objek material pembahasan ekonomi makin meluas,apa lagi jika memasuki lingkup warga desa, warga kota sampai ke tingkat bangsa. Satu hal  yang wajib kita pegang  selaku guru IPS, aspek kehidupan sosial yang berakar dari keluarga  itu tetap dilanjutkan, namun luas dan bobot materinya  terus ditingkatkan sesuai  dengan lingkup objek formal serta kemampuan peserta didik mempelajari nya. Makna yang tidak boleh dilupakan sedikitpun pada proses pembelajaran IPS,yaitu bahwa pendidikan IPS itu dilandasi oleh nilai-nilai yang wajib dibina dan dikembangkan pada diri peserta didik. Peserta didik hari ini yang akan menjadiSDM masa yang akan datang, wajib menghayati benar nilai-nilai kehidupan yang menjadi landasan kebahagiaan hidupnya dimasyarakat sebagai makhluk sosial.
Nilai filsafat yang menjadi landasan yang kuat pula pada proses pembelajaran IPS. Nilai keutuhan yang menjadi landasan IMTAK, bersyukur nikmat, kekaguman terhadap makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, menjadi landasan yang kuat pada proses pembelajaran IPS. Pendidikan tanpa di landasi oleh nilai-nilai yang bermakna, akan menjadikan peserta didik yang berkemampuan intelektualnya tinggi, namun emosinya tumpul. 
Mereka akan berkecenderungan berperilaku lebih mementingkan ”nilaimaterial” dari pada” nilaimoral”, bahkan lebih gawat lagi dapat terjadi, mengorbankan nilai moral demi tercapainya nilaimaterial. Disinilah kedudukan dan makna strategis nilai dalam ”menciptakan” SDM masa yang akan datang. Dalam proses pembelajaran IPS,kita selaku guru hendaknya berupaya memadukan dasar mental-psikologis peserta didik dengan ruang lingkup IPS dannilai- nilai yang terkandung di dalamnya. Pada pelaksanaan pembelajaran tersebut, wajib pulak kita ingat bahwa peserta didik itu telah memiliki pengetahuan sosial yang melekat pada dirinya sebagai hasil pengalaman dan pengamatan spontan selama perjalanan hidupnya. Pengetahuan sosial tersebut menjadi modal awal pembelajaran, untuk di kembangkan dan di perkaya lebih lanjut. Sesuai dengan asas berlanjut-berkesinambungan, pembelajaran IPS ini dapat mengikuti pendekatan spiral.
Kehidupan nyata sehari-hari, manjadi materi pembelajaran yang makin mempererat peserta didik dengan kehidupan yang sesungguhnya. Merekahafal materi IPS yang di peroleh di sekolah, namun tidak mengetahui hal tersebut dalam kehidupan nyata sehari-hari. Untuk meningkatkan nalar, penghayatan dan kepedulian peserta didik terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat, materi pembelajaran ini di sampaikan sebagai tantangan. Masalah sosial itu tidak selalu di lontarkan oleh kita selaku guru IPS, melainkan lebih baik lagi jika peserta didik yang bersangkutan yang menggali atau melontarkan dari kehidupan sehari-hari.
Dengan proses pembelajaran yang demikian, akan tercipta suasana yang menarik, sehingga mereka tidak pernah merasa jemu. Demikian ruang lingkup danh akikat pembelajaran IPS yang wajib kita perhatikan selaku guru/pendidik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

C.Penanaman Nilai dan Sikap dalam Pengajaran IPS
Penanaman sikap atau sikap mental yang baik melalui pengajaran IPS, tidak dapat di lepaskan dari mengajarkan nilai dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat. Dengan kata lain, strategi pengajaran nilai dan sistem nilai pada IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik.
Materi dan pokok bahasan pada pengajaran IPS dengan menggunakan berbagai metode (multi metode), digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik pada diri siswa. Dengan terbinanya nilai-nilai secara baik dan terarah pada mereka, sikap mentalnya juga akan menjadi positif terhadap rangsangan dari lingkungannya, sehingga tingkah laku dan
tindakannya tidak menyimpang dari nilai-nilai yang luhur. Dengan demikian tingkah laku dan tindakannya tadi selalu akan di landasi oleh tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungannya.
Penanaman nilai dan sikap pada pengajaran IPS hendaknya dipersiapkan dan di rancang berkesinambungan dengan penekanan pada setiap tingkat yang berbeda. Semakin tinggi jenjangnya semakin besar unsur pemahaman dan pertanggung jawabannya. Pengajaran IPS di laksanakan dalam waktu yang terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan seluruh nilai-nilai kehidupan
manusia kepada siswa. Oleh karena itunilai-nilai yang akan di tanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia.
Menurut PaulSuparno, SJ. sikap dan tingkah laku yang berlaku umum, yang lebih mengembangkan nilai kemanusiaan dan mengembangkan kesatuan sebagai warga masyarakat perlu mendapatkan tekanan. Beberapa sikap dan tingkah laku itu antara lain sebagai berikut: (PaulSuparno,SJ.2001)
1. Sikap penghargaan kepada setiap manusia
Penghargaan bahwa pribadi manusia itu bernilai, tidak boleh direndahkan atau disingkirkan tetapi harus di kembangkan. Setiap manusia, siapapun orangnya adalah bernilai, inilah yang menjadi hak asasi manusia, dan sikap ini harus di punyai.
Oleh karena itu tindakan meremehkan, menghina, merendahkan, apalagi mengganggu kebahagiaan orang lain dianggap tidak baik. Dalam wujud tindakan, misalnya siswa saling menghargai temannya, tidak menjelekkan temannya dan sebagainya.
 
2.Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, dan tepat janji Sikap ini jelas membantu orang dalam berhubungan dengan orang lain dan hidup bersama orang lain. 

3.Sikap demokratis dan menghargai gagasan orang lain serta mau hidup bersama orang lain yang berbeda Sikap ini jelas sangat membantu kita menjadi manusia, karena memanusiakan manusia lain. Bagi negara Indonesia yang sedang mencari bentuk demokrasi, sikap ini sangat jelas diperlukan. Apa lagi sikap rela hidup bersama,
meski pun lain gagasan, lain idiologi perlu di tekankan. Kita rela hidup besama dalam pebedaan karena perbedaan adalah keadaan asasi kita
 
4.Kebebasan dan tanggung jawab
Sikap manusia sebagai pribadi adalah ia mempunyai kebebasan untuk mengungkapkan dirinya dan bertanggung jawab terhadap ungkapannya. Sikap ini berlaku baik terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain maupun terhadap alam dan Tuhan. Sikap ini jelas diwujudkan dalam kebebasan mimbar, kebebasan berbicara, kebebasan untuk mengungkapkan gagasan dan tanggung jawab. Siswa di ajak bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak lari dari tanggung jawab.
 
5.Penghargaan terhadap alam
Alam di ciptakan untuk di manfaatkan oleh manusia agar dapat hidup bahagia. Berkenaan dengan hal tersebut penggunaan alam hanya untuk dirinya sendiri tidak di benarkan. Termasuk juga pengrusakan alam yang hanya dapat memberikan kehidupan kepada segelintir orang juga tidak benar. Keserakahan dalam penggunaan alam adalah kesalahan.
 
6.Penghormatan kepada Sang Pencipta
Sebagai makhluk kita menghormati Sang Pencipta. Kita melalui penghayatan iman, siswa di ajak untuk menghormati dan memuji Sang Pencipta, dan pujian itu dapat di wujudkan dalam sikap berbaik kepada semua maklukciptaan, termasuk pada diri sendiri. Sikap menghargai iman orang lain, menghargai bentuk iman orang lain, menghargai budaya orang lain perlu di kembangkan dalam kerangka rela hidup saling membantu dan menerima orang lain.
 
7.Beberapa sikap pengembangan sebagai pribadi manusia seperti disiplin, bijaksana, cermat, mandiri, percaya diri, semuanya lebih menunjang penyempurnaan diri pribadi. Sikap mental dan tingkah laku tersebut di atas harus selalu di kembangkan. 
Dalam pengembangannya harus di jiwai oleh nilai-nilai yang luhur dan latihan mengungkapkan sikap mental secara baik, terarah dan terpuji. Kesadaran dan penghayatan siswa terhadap nilai yang menjadi landasan dan falsafah hidup bangsa Indonesia harus di tanamkan secara berkesinambungan, sehingga sikap mental siswa menjadi benar-benar memancarkan kebenaran, keluhuran, dan tanggung jawab. Penanaman nilai dan sikap ini harus sudah di mulai sejak kecil (TK,SD), dan berkelanjutan pada jenjang berikut/diatasnya

                                                                          BAB III
                                                                        PENUTUP

A.Kesimpulan
Penanaman nilai dan sikap pada pengajaran IPS hendaknyadi persiapkan dan di rancang berkesinambungan dengan penekanan pada setiap tingkat yang berbeda. Semakin tinggi jenjangnya semakin besar unsur pemahaman dan pertanggung jawabannya. Pengajaran IPS di laksanakan dalam waktu yan terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan seluruh nilai-nilai kehidupan manusia kepada siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang akan di tanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia.
Menurut Paul Suparno,SJ. sikap dan tingkah laku yang berlaku umum, yang lebih mengembangkan nilai kemanusiaan dan mengembangkan kesatuan sebagai warga masyarakat perlu mendapatkan tekanan. Beberapa sikap dan tingkah laku itu antara lain sebagai berikut: (PaulSuparno,SJ.2001)

                                                             DAFTARPUSTAKA
http://pgsdsan.blogspot.co.id/2014/12/penanaman-sikap-dan-nilai-dalam.html




Komentar

Postingan populer dari blog ini

materi IPS pada paud

permainan tradisional bekel/kasti